Resensi Buku Spiritual Capital

on 21.58

Oleh : Arief Rakhman Hakim


Judul : Spiritual Capital

Penulis : Danah Zohar dan Ian Marshall

Penerbit : Bloomsbury, London

Tahun : 2004

Topik utama dalam buku ini membahas tentang bagaimana membangun kesadaran individu tentang motivasi hidup yang lebih tinggi dan akan membawa perubahan pada lingkungannya dalam segala aspek kehidupan. Kata kuncinya adalah “wealth” yang diterjemahkan penulis sebagai factor yang membuat kita mampu meningkatkan kualitas hidup. Kita sering berbicara tentang kekayaanbakat, karakter dan nasib baik, tetapi dalam dunia modern, kekayaan itu bergeser menjadi kekayaan yang hanya bersifat material dan financial.

Modal spiritual adalah sumber kekayaan yang membuat kita bisa bertahan hidup yang menyentuh aspek paling mendasar dalam hidup kita. Pemahaman, nilai dan motivasi tertinggi dalam manuysia terakumulasi dalam modal spiritual. BAgi sebuah organisasi, modal spiritual adalah sebuah visi dan model berkelanjutan dalam kerangka kepedulian terhadap komunitas dan dunia sekitar. Praktek bisnis memiliki nilai filosofi tersendiri yang bersentuhan dengan nasib kemanusiaan dan masa depan dunia secara keseluruhan. Jika kita hanya mengeksploitasi sumbner daya alam tanpa kendali, maka kita seperti membunuh diri sendiri dan menghancurkan alam. Itulah alasan yang melatar belakangi kecemasan manusia terhadap fenomena global warming dan climate change. Dunia terancam binasa karena ulah manusia.

Penulias membedakan sumber yang diperlukan untuk membangun kualitas hidup manusia terdiri dari : modal material (bersumber Dario kecerdasan rasional/IQ), modal social (bersumber dari kecerdasan emosional/EQ), dan modal spiritual (keerdasan spiritual/SQ). IQ yang tinggi membuat kita mampu berpikir, sedangkan EQ yang tinggi membuat kita peka dan EQ yang tinggi membuat kita mengetahui siapa kita yang sebenarnya. Masing-masing sumber dan modal itu memberikan kontribusi untuk membentuk jati diri setiap individu.

Dengan menggunakan teori complex adaptive system yang diadopsi dri ilmu fisika, penulis menetapkan 12 prinsip perubahan yang terjadi dalam tataran individu dan organisasi. Yaitu self awarness, spontaneity, vision and value Ied, Holism, Celebration of diversity, Field-indefendence, Asking why, reframe, positive use of diversity, Humility, dan sense of vocation.

Penulis membeberkan konsepnya dengan bahsa yang mudah dicerna dan menguraikan sejumlah ilustrasi yang memperkuat pemahaman pembaca Selain itu, juga disodorkan kerangka implementasi bagi proses perubahan yang dapat diukur dalam diri setiap manusia atau lembaga.

Kualitas buku ini bisa terlihat dari pujian yang diungkapkan oleh para komentator seperti Peter Senge, Direktur MIT Center for Organizational Learning. Senge menyatakan “Danar Zohar telah memperlihatkan pandangan radikal tentang alam semesta yang dibentuk dari sains modern dapat menghubungkan kita satu sama lain, dan alam, dan kesadaran diri dan lokasi. Spiritual capital melanjutkan perjalanan mudik menuju fitrah, memperlihatkan kita bisa menciptakan cara kerja dan cara hidup bersama berdasarkan pengendalian kecerdasan spiritual dan pembangunan modal spiritual”.

Buku ini ditulis oleh sepasang suami-istri Danar Zohar dan Ian Marshall. Zohar adalah seorang ahli fisika yang keudian memperdalam filsafat dan sehari-hari menjadi instruktur dalam pelatihan manajeman. Ia memberikan kuliah global untuk perusahaan-perusahaan besar termasuk yayasan dan organisasi pendidikan. Sementara Marshall adalah ahli psikiatri dan psikoterapis. Sebelum menerbitkan buku ini, keduanya telah bekerjasama menulis buku The Quantum Self, Rewiring the Corporate Brain, dan SQ:The Ultimate Inteligence.

Untuk menegaskan pentingnya membangun modal spiritual, penulis mengutip Jung : “Dalam hidup kita yang paling pribadi dan paling subyektif, kita bukanlah penonton pasif dari perjalanan umur kita. Kita bukanlah korban semata, tetapi juga pembentuk hidup ini. Kita membuat kisah perjuangan kita sendiri.” Perubahan terjadi karena tekad manusia bertemu dengan izin Allah. Itulah esensi hidup kita yang sebenarnya.

0 komentar:

Posting Komentar