Merentas Masa Depan Dalam Kelenggangan

on 11.21


Oleh : Arief Rakhman Hakim

Ada sesuatu yang berbeda dirasakan ketika kita memasuki tingkat akhir perkuliahan. Hari-hari dimana kewajiban mahasiswa “hanyalah” menyelesaikan penelitian secepat mungkin untuk segera menyongong dunia pasca kampus. Kondisi ini jauh dirasakan jauh lebih lenggang daripda masa-masa perkuliahan sebelum-sebelumnya. Laporan, tugas, rapat, serasa telah menjadi kenangan yang masuk dalam diary kehidupan kita.Namun sesiap apakah kita menyongsong dunia kampus??

Saat ini kita memiliki identitas sebagai mahasiswa yang ketika dibawa ke dunia luar kampus serasa begitu gagahnya, namun setelah kita lulus justru predikat sebagai seorang sarjana akan sulit untuk dipikul. Di depan telah menghadang perjalanan hidup yang sesungguhnya.

Dalam hukum fisika dikenal hukum sebab-akibat, atau dalam pribahasa Indonesia dikenal siapa menabur dia akan memanen, dan kaidah lainnya yang mengarah pada implikasi kerja kita dipengaruhi oleh apa yang telah kita lakukan. Pun demikian pula dengan waktu selama semester terakhir ini. Waktu singkat ini boleh jadi akan menjadi bumerang bagi kehidupan masa depan karena posisinya sebagai waktu transisi. Oleh karena itu, mari kita optimalkan waktu yang sangat berharga ini.

Sebuah green desain penggunaan waktu yang efektif perlu dirancang untuk memperoleh kesipaan optimal dalam menghadapi masa depan. Salah satu alternatif yang dapat menjadi pilihan adalah Mari Berwirausaha!!

Kebanggaan seorang sarjana fresh graduate adalah ketika memperoleh pekerjaan yang diidamkan. Gambaran pekerjaan idaman tak akan jauh dari pekerjaan kantoran, berdasi, gaji yang menggiurkan. Namun sangat jarang untuk bermimpi menjadi seorang wirausahaawan. Padalah, untuk meningkatkan pendapatan per kapita negara kita adalah dengan membangun semangat berwirausaha penduduknya. Sehingga, waktu lenggang ini menjadi kesempatan belajar berwirausaha yang sangat baik.

Ada 4 prinsif utama dalam berwirausaha, yaitu Niat yang Kokoh, Ambil Setiap Peluang, Fokus, dan Maknai Hasil. Niat menjadi pondasi utama yang harus dibangun. Kekuatan niat dapat terlihat dalam keseriusan dalam menjalankan usaha. Sadari bahwa dalam setiap usaha pasti ada kendala yang tak pernah terkira. Kendala itu akan berbenturan dengan niat. Jika niat kita rapuh, maka tembok niat itu akan runtuh oleh hantaman batu rintangan. Membangun kekuatan niat dapat dilakukan dengan membangun team. Semakin kuat team yang dibangun maka kekuatan niat pun akan meningkat. Namun perlu disadari bahwa kekuatan team bukan pada kuantitas personal team namun kualitas team. Mengutip apa yang dikatakan oleh M. Nadjikh, wirausaha sukses dibidang perikanan, “Jika takut jangan berani-berani, jika berani jangan takut-takut!!’ Inilah representasi niat yang kokoh.

Kehidupan kita penuh dengan peluang, bahkan peluang itu hadir dalam aliran waktu hidup kita dan ada di hadapan kita. Peluang itu akan menjadi keberutnungan jika mampu menangkapnya. Peluang biasanya tercetus dalam ide atau gagasan akibat suatu peristiwa yang kita rasakan. Untuk dapat mengkonversi peluang menjadi keberuntungan memerlukan pemikiran yang dinamis dan terbuka. Memang tidak mudah untuk membaca peluang apalagi mengambil peluang yang ada. Strategi mengolah pikiran dalam membaca peluang dapat dilatih dengan senantiasa berdialog dengan diri sendiri terhadap setiap sisi kehidupan yang dialami. Jika peluang itu sudah muncul maka segera matangkan dan konversi menjadi keberuntungan. Yakinlah akan hal itu.. Dalam setiap niat baik, Allah bersama kita.

Fokus akan menjadi strategi berikutnya. Representasi niat terlihat dari kesabarannya dalam menjalankan peluang. Nilai kesabaran ini juga dikatakan sebagai kefokusan dalam berwirausaha. Fokus pada target dan keinginan yang akan dicapai. Perlu disadari bahwa tidak ada sebuah jalan usaha yang lurus bertabur bunga, namun yang ada adalah jalan berliku penuh dengan onak dan duri. Semua itu dapat dilalui jika kita tetap fokus pada tujuan, fokus pada kekuatan di awal perjuangan, fokus pada keinginan akhir yang akan dicapai.

Garis finis terahir adalah hasil yang diperoleh. Hasil ini dapat sesuai dengan rencana di awal, dapat sedikit berbeda, bahkan dapat berbeda sama sekali. Jika hasil usaha kita adalah kegagalan, maka katakanlah bahwa itu merupakan pengalaman gagal untuk kesuksesan di masa mendatang. Kegagalan adalah biasa, yang tidak biasa adalah merencanakan kegagalan. Memaknai kegagalan sebagai bukan kegagalan itulah makna dari menerima hasil. Kewajiban kita hanyalah berusaha semaksimal mungkin, namun hasilnya serahkan pada yang Maha Mengatur.

Kekuatan manusia terkadang muncul pada saat-saat kritis, demikian yang dikatakan oleh Prof. Dr. Yohanes Surya yang memberikan inspirasi pada penulisan buku Mestakung. Oleh karena itu, jangan terbuai dengan waktu yang luang dan lenggang. Kondisikan diri kita senantiasa kritis dengan menyadari bahwa waktu senantiasa berjalan dan tidak akan pernah kembali. Kehidupan memerlukan orang-orang yang efektif. Salam sukses selalu. _ARH_

0 komentar:

Posting Komentar