Sukses Berbisnis Sejak Dini

on 09.42



Oleh : Arief Rakhman Hakim

Tidak habis-habisnya mutiara yang digali dari pengalaman orang-orang yang sukses dalam bisnis. Semuanya mengandung nilai-nilai yang bermuara pada satu hal, yaitu cita-cita. Namun cita-cita yang dikemukakan pada buku ini mengarah pada satu kata, yaitu ridho illahi.Cita-cita inilah yang harus diterjemahkan sebagai sebuah keimanan, keteguhan hati dan ketawakalan menjadi sebuah praktek yang sepenuhnya harus dimiliki oleh pebisnis.

Hanya cita-citalah yang dapat membuat pak Puspo bertahan pada saat semua orang mentertawakan beliau saat membuka warung ayam goreng. Hanya keteguhan hati yang dapat membuat Aa Gym dapat melebarkan Darut Tauhid dari sebuah kontrakan menjadi Korporasi yang merambah berbagai bidang. Hanya tawakallah yang dapat membuat Wan Muhammad membuka franchise Yoysmart walaupun pada saat itu brandnya beluj terkenal. Cita-cita inilah yang tidak membuat para pebisnis putus asa, namun jusru membuat yakin bahwa mereka akan menjadi orang yang suskes.

Saya yakin semua orang memiliki cita-cita, sebagaimana yakinnya kita dengan cita-cita akhirat yang dimilki oleh kaum muslimin di seluruh dunia. Cita-cita itu harus didukung oleh motivasi dan mental baja. Kisah-kisah sukses ini menggambarkan bahwa membangun usaha ini memerlukan perjuangan, darah, dan air mata. Mulai dari memilih, mempelajari, mengembangkan, dan mempertahankan, semuanya itu memerlukan proses dan waktu. Banyak orang melihat kesuksesan itu dalam kerangka jangka pendek saja, tanpa melihat cerita dibalik sukses.


Dalam membangun sebuah bisnis itu memerlukan pemahaman (knowladge). Dapat diperhatikan bagaimana kisah Pak Taufik menjual obat herbalnya, Pak Kurdi mengajarkan sendiri murid-muridnya dengan gratis, demikian juga pak Wan Muhammad membagikan sendiri brosur tokonya (walaupun ditertawakan toko-toko besar lainnya). Bahkan penjual country donut menjual sendiri donat-donatnya.

Ada kesalahan persepsi beberapa orang yang melihat bisnis itu sebagai sesuatu yang sederhana, atau tepatnya menyederhanakan masalah. Sering kali kita dengar orang berucap “Kita kumpulkan modal dengan network kita, kemudian kita sewa kantor, kita sewa manajer, maka nanti kita tinggal men-direct saja, sehingga kita bisa jadi direktur perusahaan kita dan lapis kedua kita yang kerja.” Kemudian ditambahkan “paling kontrol sepekan sekali, jadi kita bisa ngajar dan sebagainya”. Usaha yang dibangun dengan mental seperti itu dijamin merupakan cara paling efektif untuk gagal.

Memulai suatu bisnis harus berdasarkan pemahaman bidang usaha yang akan digeluti. Pemahaman bidang usaha ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, dapat melalui sumber informasi: buku, majalah, dsb, diskusi dengan ahlinya, atau cara konvensional tapi paling efektif yaitu terjun langsung.

Dari sebuah cita-cita, kita harus melihat modal apa yang kita miliki. Penulis membagi modal ini menjadi dua bagian, yaitu modal fisik dan non fisik. Modal fisik mencakup uang, tanah, gedung, kendaraan, dan berbagai benda yang kita miliki. Yang biasanya kita dengar dengan modal adalah uang.

Namun jangan lupa, berbagai benda yang kita miliki sebenarnya dapat digunakan. Misalnya rumah yang digunakan sebagai modal tempat dapat berubah menjadi modal uang dalam bentuk pinjaman. Barngkali tampaknya meminjam uang itu tabu di mata beberapa dari kita. Namun penulis mengingatkan bahwa kita meminjam bukan untuk konsumsi membeli kebutuhan sehari-hari dan sebagainya, tetapi untuk usaha. Artinya kita justru mengoptimalkan fungsi harta yang kita miliki. Kebanyakan dari kita barangkali tidak memiliki modal fisik. Oleh karena itu kita harus menggali modal non fisik yang kita miliki. Modal yang terakhir yang sama pentingnya adalah modal jarigan

Dan yang terakhir dari sebuh cita-cita adalah harus dibangun langkah-langkah nyatanya atau kita bangun “track record” kita. Cita-cita saja barulah sebuah ide, dan ide selamanya menjadi ide tanpa langkah awal. Semakin lama kita berkecimpung dan menekuni suatu bidang bisnis, maka orang akan melihat kita sebagai pebisnis yang berpengalaman, dan kepercayaan orang akan meningkat pada kita. Ingatlah cerita para pengusaha yang menggambarkan kegagalan dan bangkrut sampai beberapa kali. Oleh karena itu mulailah dari sekarang dan tempa mental kita dan kita bngun track bisnis kita serta kredibilitas kita dalam dunia bisnis.

Bisnis bukan semata-semata konsep, tapi motivasi, pamahaman, dan pengalaman. Sehingga nanti 10 tahun mendatanga Anda diwawancarai dengan media masa dan bilang “kalau ingat perjuangan saya memulai bisnis 10 tahun yang lalu…”. Nasihat Imam Syahid Hassam Al Bana menambahkan “Mimpi hari ini, adalah kerja sekarang, dan kenyataan esok”.

0 komentar:

Posting Komentar